Achieving LPDP: Part 1 (Hints & Tips to Begin and Prepare for Administrative Selection)


As I promised long time ago, when I nail this scholarship, I will dedicate some of my time writing hints and tips to break through LPDP scholarship for those who need it in the future... Hope you don't mind that I write the whole content in both English and Bahasa Indonesia, so more people will be able to take the  benefit from the post. Here we go.. 

Ya, saya mengikuti seleksi substantif Batch 2 tahun 2017 pada 18 - 19 September 2017, menerima pengumuman beasiswa pada 25 Oktober 2017 dan menyelesaikan kegiatan Persiapan Keberangkatan (PK) pada 6-10 November 2017 lalu. Beberapa dokumen lagi, and I'm off to Perth. (For you who have read several of my previous post, you would've known that I will continue my Master's degree in The University of Western Australia, Perth). 



Rasanya tidak berlebihan kalau ada yang mengatakan bahwasanya LPDP is the most hunted scholarship in this country right now. Sampai saat ini LPDP sudah mendanai lebih dari 10.000 awardee dan jumlah peminatnya diprediksi akan terus bertambah di tahun - tahun mendatang. Dana yang dialokasikan LPDP untuk mengirim awardee nya untuk sekolah di dalam dan di luar negeri melalui berbagai beasiswa juga semakin besar. Menembus beasiswa LPDP membutuhkan lebih dari academic track record yang baik. Kemampuan kognitif, pengalaman kepemimpinan, organisasi, kegiatan sosial, semua sangat menunjang dalam perjalanan teman - teman menembus beasiswa LPDP. Tak ayal dengan nama LPDP yang sudah semakin di kenal di masyarakat dan kalangan pelajar, antusiasme untuk mengikuti seleksi LPDP juga semakin tinggi.

From the get-go, I am telling you that the journey will be long. It will test not only your wit, but also your resilience, your consistency, your desire and above all, your persistence. Kemungkinan besar ketika teman - teman sudah berada di fase - fase akhir perkuliahan sarjana or even fase akhir masa SMA dan akan memulai perkuliahan, beberapa sudah mulai merancang planning kehidupan beberapa tahun kedepannya dan memasukkan LPDP ke dalamnya. Walaupun tidak menutup kemungkinan juga setelah beberapa tahun bekerja atau bahkan berkeluarga, baru timbul keinginan untuk mengikuti beasiswa LPDP. Nyatanya hampir 90% awardee LPDP yang saya kenal sejauh ini berusia lebih tua dari saya (I was 21 when I decided to continue my master's degree abroad, and I was 22 when I signed for LPDP and awarded the scholarship). Life is a matter of choice. It really is. Tidak ada paksaan untuk langsung melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya begitu kita lulus seperti yang saya lakukan. You're never too old to start anything. Selama usia kita masih masuk kedalam kriteria LPDP  untuk jenjang Master dan Doktoral saya rasa semua sah - sah saja, but...
The question is: "If I am about to pierce this scholarship, what should I prepare and where should I start"
Sepertinya pertanyaan ini yang paling sering saya jumpai. When I let people know that I am awarded the LPDP scholarship, this is probably the most frequently asked question to me. So based on my own experience, post kali ini akan menitik beratkan bagaimana memulai perjalanan panjang menuju terwujudnya cita-cita berangkat kuliah dengan LPDP. I will most likely to break the whole experience of mine to several posts, otherwise it's gonna be one long post and I strongly against it. I'll put it on schematic thinking. here we go. Mengingat seleksi administrasi adalah bukit pertama yang harus didaki, maka kita mulai dengan melihat apa yang harus dilakukan dalam menghadapi seleksi administrasi. 

First of all.. Luruskan Niat. Ini hal yang terdengar sederhana, namun tanpa niat yang baik maka keseluruhan perjalanan LPDP hunting akan berbeda makna, dan hal tersebut biasanya akan tercermin dalam seleksi - seleksi yang dijalani di depan. Perjalanan menuju tercapainya cita - cita untuk melanjutkan pendidikan menggunakan beasiswa LPDP akan panjang dan berliku, dan perjalanan tersebut amatlah bergantung pada niat awal teman - teman. Nobody said it would be easy, though. Ketika proses tersebut dijalanani tanpa didasari dengan niat yang benar, maka kemungkinan kehilangan semangat di tengah perjalanan atau mulai goyahnya langkah kita akan semakin besar pula. Let us put it this way. Apabila ada diantara kita yang berniat menembus LPDP untuk.. let's say.. taking a selfie with the Liberty statue.. or taking a picture from the top of Eiffel tower, taking a selfie in front of Sydney Opera House, Buckingham Palace, Empire State Building, or any other world's landmark, OR for you all football fan, kalian dengan sengaja menjadikan University of Manchester, University of Liverpool atau Imperial College of London sebagai tujuan perkuliahan agar dapat.. Getting into Old Trafford, the Ethihad Stadium or Anfield. Going into Wembley, or Emirates Stadium, or if you fancy to visit the only place in London with a Champions League Trophy? Stamford Bridge 😉Well, bring down the curtain on your dreams already, cause you get the whole picture wrong. Samasekali tidak ada yang salah dengan hal - hal yang disebutkan di atas, tapi jangan jadikan hal - hal tersebut sebagai tujuan utama. If that happened, well, that would be a bonus. But, If from the beginning your genuine intention was to stroll around overseas using money from people's taxes.. maka rasanya ada yang perlu diperbaiki dari diri dan niat kita.  

Ya, memang banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum teman - teman mendaftar LPDP. namun sebelum melangkah hunting for Universities' LoA, starting TOELF / IELTS preparation, contacting agency for assistance or supervisor in your destined campus, you all better bear in mind: luruskan terlebih dahulu niat kalian. Berhenti sejenak dan renungkan. LPDP mencari applicant yang memiliki visi dan siap menawarkan solusi aplikatif untuk global challenge yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia di masa depan. Pikirkan di mana nantinya kita akan memberikan kontribusi kita. Bapak Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2009 - 2014 yang juga menjadi salah satu narasumber di program persiapan keberangkatan (PK) pernah menyampaikan bahwa "LPDP is buying future value with current price". Betul, quote beliau sangat relevan. Kedepannya Indonesia akan menghadapi banyak tantangan global dan pastinya membutuhkan banyak solusi di berbagai bidang. Well, be that solution that Indonesia needs in the future. Solusi yang dimaksud tidaklah harus dalam skala besar dan rancangan yang fantastis seperti : Menjadikan Indonesia berdaulat Pangan atau menjadikan Indonesia kekuatan Ekonomi Dunia. Visi seperti itu terdengar sangat.. well, fascinating dan terkesan sangat menjual, namun realisasinya tampak sulit. stop for a little while and reflect yourself. Hal ringan seperti ini kadang menjadi pembeda.

Saya sendiri jujur, tidak mudah dan memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk merefleksikan diri sendiri ketika awal memutuskan untuk mendaftar. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan masukan dari berbagai pihak, saya akhirnya dapat menemukan apa yang saya cari. Ketika mengawali perjalanan panjang LPDP , applicant akan diminta untuk membuat essay mengenai rencana studi, kontribusi bagi Indonesia dan kesuksesan terbesar. Niat yang baik akan tercermin sedari awal dan akan sangat terlihat dari cara kita membuat essay - essay tersebut. Bayangkan ratusan bahkan ribuan applicant tiap tahunnya, dan setiap dari mereka diminta untuk membuat tiga essay tersebut. Essay yang ditulis dengan niat yang tulus akan tercermin lewat setiap kata di essay tersebut. (We're gonna dig deeper into these essays and how I wrote mine later on. I'll make one post for the essay alone). Sepenting itulah meluruskan niat.  

Refleksikan diri kalian, start off with simple questions: apa  yang akan kalian lakukan sepulang kalian menempuh studi? Di bidang apa kalian akan berkontribusi? maka dari situ akan timbul bayangan seperti apa riset dan studi yang kalian ingin tempuh dan bagaimana riset dan studi tersebut menjadikan kalian figur yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa depan. Jika niat awal kalian sudah didasari oleh keinginan besar menjadi bagian dari solusi masa depan Indonesia, maka selanjutnya perjuangan teman - teman akan terasa penuh makna.

Secondly.. English Proficiency as the key to unlock the gate. I am fully aware that for some people this might feel like a jab in the jaw. But, like it or not, we still need to face the reality that English is a basic need for life nowadays. Tentunya standard yang dibutuhkan pasti berbeda, terlebih apabila teman - teman mendaftar lewat jalur Afirmasi, akan ada toleransi untuk skor TOELF / IELTS. Untuk pendaftar dalam negeri, LPDP meminta IELTS 6.0 dan TOEFL 500. Bagi teman - teman yang sudah membulatkan tekad untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri, tentunya standard untuk English proficiency score akan lebih tinggi. Untuk pelamar luar negeri standard yang diminta adalah 6.5 overall score, with no bands below 6.0 pada IELTS, dan 550 pada TOELF ITP

English proficiency score dibutuhkan baik ketika teman - teman akan mendaftar ke LPDP ataupun mendaftar ke Universitas tujuan untuk mendapatkan Unconditional Letter of acceptance (LoA). (I obtained my unconditional LoA using IELTS so I hope you don't mind if we're talking more about IELTS based on my own experience). Unconditional LoA merupakan tanda bahwa kualifikasi kita diterima oleh Universitas tujuan. Unconditional LoA juga merupakan bentuk dari keseriusan kita untuk melanjutkan pendidikan kita ke jenjang yang lebih tinggi, dan pelamar dengan Unconditional LoA akan memiliki bargaining yang baik di mata pemberi dana. Well, to obtain that unconditional LoA, I'm afraid there is no other way than fulfilling the minimum score. Most of the foreign University will ask for 6.5 overall score. However, some Universities demand 7.0 for IELTS. My fellow awardee is going to University of Toronto, Canada, and he said that University of Toronto ask for 7.0 overall score in IELTS for applying. Passing grade untuk beberapa Universitas di USA juga mematok IELTS 7.0 untuk masuk, Harvard though, they ask for 7.5. I am not following every passing grade from all Universities around the world, but to be safe, aiming for 6.5 - 7.0 in IELTS is the most ideal (and realistic) way. You can. Yes, you can do it. It will take a struggle, yes. I told you before, nobody said it would be easy, but there ain't no mountain too high to climb.  

You are all here looking for hints and tips? Here is my word of advice: practise. Yes, practise. You are not going anywhere without any proper practise (I'm telling you a proper practise, because to achieve some particular target, you also needs a right approach of training methods). I know a friend, who is naturally good in English and scored an overall 8.0. But even for her, it takes quite lot of practise to achieve the English Proficiency target. There are lots of methods to learn IELTS or TOELF and there are tonnes of IELTS or TOEFL material out there, both online and books. I've written some of the methods that perfectly fit for me in my previous posts here and here. If you start to think of taking an IELTS test, you can start with one essay a day programme, or one listening a day. You can customise your own practise method. Make it as comfortable as it possible, so you don't get bored of learning, and start now. Well, I did score 7.5 in IELTS, but that's after 5 years of English course, 12 years of English speaking experience and two weeks of crazy practise before I took the test. These examples are not meant to discourage any of you, in opposite, they are meant to encourage you, to show you people that with blazing desire and great amount of practise, you can achieve the target you've set. Any details of experience in achieving 7.5 score of IELTS have been written on my previous posts. Have a look..

Third... Start to organise well your portfolio, arrange a priority scale and make a life timeline. 


Benjamin Franklin once said: "One who failed to plan is planning to fail" 
Sekarang mari masuk ke hal yang bersifat lebih teknis. I told you before.. Banyak hal yang harus dipersiapkan dan dilalui untuk mendapat beasiswa LPDP. Start yang baik adalah dengan mulai merapikan portofolio teman - teman. Be it now you're on the last phase of college or high school or whatever stage you are in, organise. Ingat - ingat kembali kegiatan - kegiatan apa yang kira - kira dapat meningkatkan "nilai jual" teman - teman di depan reviewer LPDP, kemudian dokumentasikan dengan baik.

I organised my: Open Water SCUBA Diving Certificate, Advance  SCUBA Diving certificate, International Reef Check Eco-Diver Certificate, Seminar Certificates, Blood donation proof, First Step to Communicating in English Certificate, Intermediate Levels English Certificate, High Intermediate Levels English Certificate, Microsoft Office Training Sertificate, Lecturer Assistant Certificate, Social Expedition Certificate, National University of Debating Championship Winner Certificate, and seal it with IELTS certificate and Unconditional Letter of Acceptance. But still, all of my achievements above are mere handful compared to my fellow awardee's achievements. Imagine the competition. 





Yes, it's a matter of bargain. We can't just be so so to knock the door. Remember that being good is never good enough. Assume that there are thousands of people out there, each and every one of them are ready to go the battlefield. They're well equipped and up for a war. They are all excellent, trust me. They are people with tonnes of achievement. Spark your desire flame. Stop for a while and think. What are you best at? What would you offer if you are asked to reveal your contribution for society? 

Untuk mengumpulkan dan merapikan portofolio seperti yang saya lakukan akan membutuhkan waktu yang tak singkat. Ditambah lagi jika teman - teman merasa belum memiliki "bekal" yang cukup. Masih banyak waktu untuk pembukaan seleksi administrasi 2018, maka jika kalian memang serius memasukkan LPDP sebagai life goal kalian, maka harus ada waktu yang dialokasikan untuk merapihkan dokumen - dokumen kalian. Ingatlah, bahwasanya LPDP mencari calon pemimpin masa depan, dan figur seorang calon pemimpin masa depan haruslah memiliki kemampuan mengorganisir dan membuat planning yang baik. Jangan mendaftar dengan sebelum kalian yakin betul dengan apa yang kalian punya di tangan (karena LPDP memberikan batas 3x untuk peserta yang mendaftar kemudian gagal). Hal tersebut merupakan kesalahan standard yang kadang dilakukan, menganggap remeh hal - hal seperti ini, dan mendaftar tanpa persiapan sehingga sulit menilai keseriusan kita. Keseriusan kita akan dipertanyakan dalam perjalanan panjang seleksi beasiswa LPDP. Singkatnya seperti ini, tanamkan dalam pikiran, bahwa di luar sana ribuan orang mendaftar dan kebanyakan yang sudah benar - benar siap dengan sebundel portofolio dan pengalaman segudang. Maka kalian jangan membuang - buang "peluru" kalian untuk "coba - coba". Be like an archer. Every shoot counts. Make sure you take your finest bow before you let that arrow fly. 

Dengan terorganisirnya berkas - berkas yang menjadi bukti keaktifan kita juga dapat digunakan sebagai refleksi: apakah sudah cukup kegiatan yang kita lakukan untuk meningkatkan nilai jual teman - teman. Jadikan hal tersebut sebagai motivasi dan pelecut semangat juang. Mulai lakukan dan berpartisipasi dalam kegiatan yang bisa kalian jual sekiranya teman - teman lolos ke tahap selanjutnya. Ingat bahwa LPDP tidak hanya mencari pelamar dengan academic track record yang baik, namun juga aktif dan terbukti konkret berkontribusi bagi lingkungan. Jadikan kegiatan - kegiatan hari ini sebagai penambah bekal untuk menjadikan kita orang yang dapat berkontribusi di masa depan. Dengan demikian kalian dapat dengan percaya diri meyakinkan bahwa LPDP memberikan beasiswa kepada orang yang tepat. Jadilah orang yang mau mengambil peran. Orang yang mau bergerak melakukan sesuatu bagi kepentingan banyak. Hal - hal tersebut memiliki nilai yang tinggi di hadapan reviewer, karena itu menunjukkan pribadi yang tidak hanya cerdas namun berjiwa sosial tinggi. Pribadi yang siap memberikan sumbangsihnya di masa depan. Apabila setelah kita merapikan portofolio dan dirasa bahwa kita masih kurang dalam melakukan hal - hal tersebut, maka mulailah sedini mungkin. Masih banyak waktu hingga dibukanya pendafaran Batch 1 tahun 2018. Buatlah skala prioritas dan list kegiatan yang akan teman - teman lakukan untuk menambah nilai jual teman - teman. Apabila perencanaan dilakukan dengan baik, saya yakin langkah yang diambil kedepan akan lebih terstruktur. Therefore, you can focus to do one thing after another, that will equip you with the positive traits needed to become the awardee. In short.. Be worthy. Well, make yourself worthy. 

Fourth.. Ini bisa jadi langkah penentu keberhasilan kalian kedepan, maka rencanakan step ini dengan sangat matang. Start hunting for a campus, and LoA. Ketika teman - teman sudah yakin betul bahwa niat yang dimiliki sudah tulus, perencanaan sudah matang dan langkah sudah siap diambil, maka perburuan dapat dimulai. Ya, langkah ini sangat krusial karna banyak hal dan faktor yang harus dipertimbangkan.. I'll tell you what.. it is so important that I will make one post alone for this step. For the beginning, three steps above are essential in starting the journey. We will enter more technical steps in my next post.

Be optimistic for what you are planning to do. Yakinlah bahwa kita semua adalah manusia yang tercipta sempurna dan apabila sejauh ini sudah ada 10.000 orang yang berhasil menorehkan tinta kesuksesan meraih beasiswa LPDP maka 10.000 orang kedepan bisa jadi kalian lah salah satunya.  Let's close it with a quote of my my own 


"Remember that hope is a smouldering flame in a candle, and life will definitely blow a wind. It is entirely up to us to let the wind blow the flame off or keep the flame ignite the candle ever-glow ~ Abiyoso Purnomosakti" 


If you really meant what you are dreaming of. Then start now..
Kami tunggu di "Bawah Kepakan Sayap Sang Garuda"






"Lad with handful of dreams & wishful thinking.. "

Comments

Popular posts from this blog

Taming down the Writing Section in IELTS

Unsolved Enigma: Plastic Waste to the Ocean